Tingkat oksigen darah (kandungan oksigen darah arteri) menunjukkan tingkat oksigen yang ada dalam darah yang mengalir melalui arteri tubuh.Tes ABG menggunakan darah yang diambil dari arteri, yang dapat diukur sebelum memasuki jaringan manusia.Darah akan ditempatkan di mesin ABG (blood gas analyzer), yang memberikan kadar oksigen darah dalam bentuk tekanan parsial oksigen (oxygen partial pressure).
Hiperoksemia biasanya dideteksi menggunakan tes ABG, yang didefinisikan sebagai kadar oksigen darah di atas 120 mmHg.Tekanan oksigen arteri normal (PaO2) yang diukur dengan menggunakan tes gas darah arteri (ABG) adalah sekitar 75 sampai 100 mmHg (75-100 mmHg).Bila kadarnya di bawah 75 mmHg, kondisi ini biasanya disebut sebagai hipoksemia.Tingkat di bawah 60 mmHg dianggap sangat rendah dan menunjukkan kebutuhan oksigen tambahan.Oksigen tambahan diberikan melalui tabung oksigen, yang terhubung ke hidung melalui tabung dengan atau tanpa masker.
Berapa kandungan oksigen yang seharusnya?
Kadar oksigen darah juga dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut oksimeter pulsa.Tingkat oksigen normal dalam oksimeter pulsa biasanya 95% sampai 100%.Kurang dari 90% kadar oksigen darah rendah (hipoksemia).Hiperoksemia biasanya dideteksi dengan tes ABG, yang didefinisikan sebagai kadar oksigen darah di atas 120 mmHg.Ini biasanya di rumah sakit, ketika pasien terpapar oksigen tambahan bertekanan tinggi untuk waktu yang lama (3 sampai 10 jam atau lebih).
Apa yang menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun?
Tingkat oksigen darah dapat menurun karena salah satu masalah berikut:
Kandungan oksigen di udara rendah: Di daerah dataran tinggi seperti daerah pegunungan, oksigen di atmosfer sangat rendah.
Kemampuan tubuh manusia untuk menyerap oksigen berkurang: Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru berikut: Asma, emfisema (kerusakan kantung udara di paru-paru), bronkitis, pneumonia, pneumotoraks (kebocoran udara antara paru-paru dan dinding dada), akut sindrom gangguan pernapasan (ARDS), edema paru (karena akumulasi pembengkakan paru-paru), fibrosis paru (jaringan parut pada paru-paru), penyakit paru interstisial (sejumlah besar penyakit paru-paru yang biasanya menyebabkan jaringan parut progresif pada paru-paru), infeksi virus, seperti sebagai COVID-19
Kondisi lain termasuk: anemia, sleep apnea (tidur sambil bernapas sementara), merokok
Kemampuan jantung untuk memasok oksigen ke paru-paru berkurang: penyebab paling umum adalah penyakit jantung bawaan (cacat jantung saat lahir).
https://www.medke.com/products/
Waktu posting: Februari-25-2021